Label

Selasa, 04 Mei 2010

Islam Masa Kini: amalan yang tak terputus

Islam Masa Kini: amalan yang tak terputus

Islam Masa Kini: amalan yang tak terputus

Islam Masa Kini: amalan yang tak terputus

amalan yang tak terputus


AMALAN YANG TAK TERPUTUS
Rosulullah SAW telah bersabda :
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Artinya : “jika anak adam telah mati maka seluruh amalnya akan terputus kecuali tiga perkara : shadaqatin jariyatin, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya “.                  ( HR.Muslim no.1631 melalui sahabat Abu Hurairah RA )
Demikianlah karunia yang dicurahkan oleh Allah ‘Azza wa jalla kepada hamba-hambanya, berupa pahala dan kebaikan yang mengalir terus menerus tanpa terputus, meskipun pelakunya telah tiada namun pahalanya terus mengalir kepadanya.
Dalam hadits diatas Rasulullah SAW menyebutkan ada tiga amalan yang tidak akan terputus yaitu :
  1. Shadaqah jariyah
Yaitu seseorang yang telah menyedakahkan sebagian hartanya untuk kepentingan umat islam seperti membangun masjid, madrasah atau pondok pesantren, Islamic center dan lain lainya. Selama fasilitas tersebut masih dipakai dan dimanfaatkan untuk kepentingan islam maka selama itu pula pahalanya akan terus mengalir meskipun orangnya telah tiada.
Allah ‘Azza wa Jalla telah menghasung hamba-hamba-Nya untuk berinfaq dan bershadaqah didalam banyak ayat-ayat-Nya diantaranya QS.Al-Munafiqun : 10  
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
Dalam ayat ini Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar segera berinfaq ketika dikaruniai rizki sebelum datang kematian sehingga tidak bisa lagi beramal           ( berinfaq ), ayat diatas juga menggambarkan kepada kita tentang penyesalan seorang hamba yang belum sempat berinfaq sampai ajal menjemputnya sehingga dia mengatakan “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
Akan tetapi penyesalan pada waktu itu sudah tidak ada gunanya lagi karena disana tinggallah hari pembalasan.
            Shadaqah adalah bukti keimanan
Rasulullah SAW bersabda : وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ.........
Artinya “ dan shadaqah adalah bukti ( keimanan )”.
Iman bukanlah pengakuan semata tanpa bukti, melainkan haruslah dibuktikan dengan amal nyata, maka diantara bukti seseorang itu beriman kepada Allah adalah dengan menginfaqkan sebagian rizkinya dijalan Allah
  1. Ilmu yang bermanfaat
Yaitu seseorang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, maka selama ilmu itu masih diamalkan dan diajarkan terus menerus maka pahalanya pun akan tetap mengalir meskipun orangnya telah wafat. Seperti para ulama baik salaf ( terdahulu ) maupun khalaf          ( belakangan ) selama ilmu dan kitab-kitab mereka masih dikaji dan diamalkan maka pahala mereka akan terus mengalir meskipun mereka telah tiada.
Oleh karena itu islam sangat menganjurkan agar ummatnya senantiasa mempelajari ilmu dan mengajarkanya. Rasulullah SAW bersabda : خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلّمَ القُرْآنَ وَ عَلّمَهُ ( الحديث )
Artinya :“sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan yang mengajarkanya
            Ilmu adalah syarat diterimanya ibadah
Allah berfirman dalam QS. Muhammad: 19

“ Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”
Didalam ayat ini Allah memulai dengan perintah untuk berilmu terlebih dahulu sebelum beramal sehingga Imam Bukhori menulis bab khusus yaitu al-ilmu qoblal qouli wal ‘amali , ilmu itu sebelum ucapan dan amal perbuatan. Sehingga orang yang beramal tanpa dilandasi dengan ilmu hanya akan menjadikan amal tersebut sia-sia.
            Memudahkan jalan menuju jannah
Dengan ilmu seorang hamba akan dimudahkan jalan jalan menuju jannah, Rasululah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلى الْجَنَّةِ                                
barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju jannah “.
  1. anak sholih yang mendo’akan kedua orang tuanya
anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, baik buruknya anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya, anak bisa menjadi investasi akhirat dan penyejuk pandangan didunia manakala orang tuanya sukses didalam mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, sebaliknya anak bisa menjadi batu sandungan kelak di akhirat dan kesusahan didunia manakala orang tuanya melalaikan tugasnya didalam mendidik anak anaknya sehingga mereka menjadi anak anak yang durhaka kepada orang tuanya, berbuat kerusakan dan berbagai perbuatan maksiat lainya.
Hak anak yang harus diberikan oleh orang tuanya yaitu :
  1. memilihkan calon ibu yang shalihah yaitu ketika mencari istri atau calon ibu bagi anak anaknya hendaklah mempertimbangkan aspek diniyahnya.
  2. memberikan nama yang baik karena nama adalah do’a, maka hendaknya orang tua menamai anak anaknya dengan nama nama yang baik, jangan asal asalan memberi nama.
  3. mengajarinya membaca Al-Qur’an , yaitu dengan membiasakan anak sejak dini untuk gemar membaca Al-Qur’an dan menghafalkanya, serta mendidiknya menjadi pribadi pribadi yang Qur’ani
maka menjadi tugas orang tua untuk memilihkan sekolah yang islami bagi putra putrinya agar kelak mereka menjadi anak anak shalih shalihah yang senantiasa mendo’akan kedua orang tuanya, jangan sampai gara gara salah didalam menyekolahkan anak ke sekolahan yang tidak memperhatikan urusan agamanya menjadikan anak tersebut menjadi anak yang tidak faham terhadap diennya , durhaka kepada orang tuanya, dan menjadi pribadi yang jauh dari ajaran islam. Kalau kita saksikan fenomena para siswa siswi disekolahan yang tidak perduli terhadap urusan agama, kita sangat prihatin melihat tingkah polah mereka mulai dari suka bolos, merokok, pergaulan bebas, mabuk mabukan, hobi tawuran, gemar berkata kotor dan lain lainnya. Sebagai contoh fenomena corat coret seragam dan rambut ketika merayakan kelulusan, ada diantara siswi yang tega melepas jilbabnya dan merobek roknya sehingga terlihat auratnya sambil berpawai bersama teman temanya, na’udzubillahi min dzalik. Apakah kita rela mengorbankan anak anak kita kedalam akhlak yang buruk semacam itu? Tentunya sebagai orang tua yang baik tidak akan rela anaknya berbuat semacam itu.
Maka supaya anak anak kita bisa menjadi tabungan dan investasi amal kita diakhirat nanti pilihkanlah lembaga pendidikan yang benar benar islami untuk anak anak kita agar mereka kelak menjadi generasi yang shalih dan shalihah. ( fq )